Merah, kuning, hijau.
Pelangi! Ah
bukan! Itu hanya warna buah apel, jeruk, dan melon. Tapi apel ada yang hijau
kan?
Benar! OK! Maksudku
benda menjengkelkan berwarna merah, kuning, hijau. Kau tahu? Traffic!
Maksudmu lampu lalu
lintas?
Tepat! Coba bayangkan, kita
akan melewati hampir enam atau tujuh kali lampu merah untuk sampai ke tempat
les.
Itu gila!
Tentu saja! Lampu itu
hampir membuat kepalaku mendidih. Ya, tapi bagaimanapun juga aku harus patuh.
Hukum dibuat tidak untuk dilanggar bukan?
Kau benar kawan, tapi
sebagian atau banyak orang sekarang buta warna. Mereka menerobos rambu. Mereka
juga parkir sembarangan, belok tanpa memberi tanda dan banyak lagi.
Kuharap aku tak
melakukannya karena saat ini kita harus bergegas.
Aku yakin kau tidak
akan! Tapi kau harus cepat sedikit. Les akan dimulai pukul empat.
OK!
Brmm….
---
Nah, kau lihat. Ini lampu
merah pertama kita. Coba kau hitung berapa kali kita mendapatkan jackpot
ini!
Kuharap jackpot
yang kudapat tidak selalu merah. Aku ingin hijau.
Aku juga. Kawan, apa kau
pernah menghitung berapa menit lampu merah, kuning, dan hijau itu menyala?
Aku tak akan sempat
memikirkannya kalau jalanan semacet ini. Tapi kurasa semenit. Apa aku benar?
Iya, mungkin sekitar
satu menit. Tapi pernahkah kau mendapatkan lampu merah 99 detik?
Serius? Apa kita bisa
menulis blog sambil menunggu selama itu?
Tentu tidak! Kita bisa
masak air sampai dia hijau lagi.
Aku akan membuatkanmu teh.
Terimakasih.
---
Kita sudah tak punya
banyak waktu. Sepertinya kita akan terlambat masuk kelas.
Benar. Lampu merah
kelima sudah menanti di depan.
Wow! Antrean mobil itu
panjang sekali. Hei, coba lihat mobil di depan. Dia terlihat ragu-ragu. Apakah
dia akan mengambil jalan lurus atau mengantre di belakang mobil-mobil itu?
Dia tampak ragu-ragu.
Oh, lihat! dia mengambil jalan lurus. Kuharap dia tidak curang dengan sengaja
mengambil jalan lurus untuk mendapatkan antrean paling depan. Kemudian tanpa
menunggu lama, lampu berwarna hijau dan dia bisa langsung menjadi yang
terdepan. Atau dia memang bertujuan untuk belok kiri.
Kita lihat saja arah
mobilnya.
Oh, dia mengedipkan
lampu kuning kiri. Dia akan belok. Kita sudah berburuk sangka.
Astagfirullah.
Kau tahu. Jalan raya itu
sungguh keras. Sebagian orang meluapkan kemarahannya di sini. Contohnya ketika
terjadi senggol-menyenggol antar motor. Tak jarang orang mengeluarkan umpatan
dan cacian.
Benar bung. Tadi
pagi saat aku hendak menyeberang jalan. Seorang bapak ingin mendahului truk
didepannya. Ia membunyikan klakson berkali-kali untuk memberi tanda. Namun,
dari arah berlawanan seorang cewek dengan kecepatan setara motor GP melintas
bagai angin. Lantas, kau tahu. Bapak itu misuh dengan suara nyaris
delapan oktaf.
Apa dia boyband?
Aku pikir bapak itu rocker.
Ngawur.