Widget by tips dan trik blogspot

Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Blogger Template Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

  • Blog Contest with Theme : Aman Semua Lancar
  • My twitter @habibi_kun

Rabu, 10 Oktober 2012

Badminton, Tigor, dan Ayam


 Pagi ini aku pergi bermain badminton. Aku bermain bersama Herlina, Ita, dan Tigor. Kami bermain di depan jalan perumahan baru Keputih gang III. Tempatnya tidak jauh dari kosan Herlina dan Ita. Jalanan ini sepi dari lalu lalang orang lewat dan kendaraan. Jalanan ini masih baru.
Sebelum bermain badminton kami melakukan pemanasan. Kami melakukan beberapa gerakan menekuk-nekuk lengan dan kaki. Kemudian berlari-lari kecil sepanjang jalanan. Kami mengambil raket dan kok. Ada dua pasang duel. Aku melawan Herlina. Sedangkan Ita, sang atlit tarkam (kata Tigor : antar kampung) melawan Tigor.
Jam sudah menunjuk ke arah tujuh. Aku dan Herlina menyudahi permainan lebih dahulu untuk turun minum. Sedangkan Tigor masih seru bermain dengan Ita. Tigor dengan sigap mengembalikan bola ke Ita. Dia bermain bagus dalam mengembalikan bola, namun gaya permainannya too much. Artinya terlalu heboh ketika mengembalikan bola. Jadi dia hampir berlari-lari mengejar bola agar tepat kena ke raketnya.
Suatu kali bola hampir jatuh di tumpukan pasir dan Tigor mengejarnya. Tetapi sesaat dia berhenti. Kok pun jatuh ke pasir. Namun suasana hening sejenak. Tigor memandang kami. Kemudian melihat ke arah kakinya. Terasa hangat dikakinya. Ternyata tai kucing sukses menempel dikakinya. Dia menggesek-gesekkan kaki nya ke tanah dan berkata ‘aku kena tai kucing’. Kami semua tertawa dan susah berhenti.
Pertandingan tetap dilanjutkan setelah itu. Namun kondisi sudah tidak ideal karena udara disekitar terkontaminasi bau eek kucing dari kaki Tigor. Akhirnya pertandingan itu kami sudahi sebelum kami pingsan ditempat. *eh
Beberapa hari berikutnya permainan badminton kami mulai membaik. Badminton telah menjadi hobi kami setiap pagi. Kami menyebut bermain badminton dengan istilah ‘ngatlit’. Walau masih level kampung Keputih. Hari ini kami kedatangan dua orang tamu atlit. Dia adalah Siska dan Adel, teman seangkatan kami di Kampus Teknik Kimia.
Hari ini ada tiga pasang pertandingan. Aku melawan Ita di area I. Herlina melawan Adel di area II. Dan Tigor melawan Siska di area III. Karena Adel sudah capek maka dia dan Herlina istirahat. Jadi Aku dan Ita pindah ke area II karena di area III sudah silau dengan matahari.
Pagi itu saat kita bermain ada seekor ayam jago berwarna putih berkeliaran disekitar tempat kami bermain badminton. Saat aku foul dalam memukul bola, bola itu jatuh di hadapan si ayam. Si ayam langsung mematuk bola kami dengan ganas. Kami pikir si ayam sakit hati karena bola (yang terbuat dari bulu ayam), yang kami pakai itu dikira bulu ketek nya. *eh
Aku pun dengan susah payah mengambilnya dari tangan si ayam. Aku mengambilnya dengan kalem karena takut-takut ayam nya mematuk ke arahku. Sip. Ternyata bola sudah kita dapatkan kembali. Permainan badminton pun berlanjut.
Ketika semua sudah lelah bermain. Kami berkumpul di area III untuk beristirahat. Kemudian kami memutuskan untuk pulang karena matahari sudah mulai memanas. Saat dijalan pulang ayam ganas ini menghadang jalan kami. Tigor yang gayanya sok berani berjalan didepan kami semua. Di arahkannya raketnya itu ke si ayam tadi. Mungkin dia bermaksud menggertak ayam itu agar dia menjauh. Boro-boro menjauh, eh si ayam semakin mengganas dan mengejar Tigor dengan gagahnya. Tigor lari terbirit-birit sampai ke muka jalan dengan ayam putih tapi ganas siap memangsanya dari belakang. Sialnya si ayam sempat ngepot dan jatuh di pasir sehingga dia tidak sampai mematok Tigor. Nasib naas tidak berpihak pada Tigor.
Ending nya si ayam di tangkap oleh seorang bapak. Kemudian dia dikurung didalam rumah. Dan sampai tulisan ini dibuat, kami sudah tidak mendapati lagi si ayam saat bermain badminton. Kami merindukannya. *eh
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Give your outstanding comment here, I will so pleasent :)