Widget by tips dan trik blogspot

Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Blogger Template Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

  • Blog Contest with Theme : Aman Semua Lancar
  • My twitter @habibi_kun

Selasa, 16 Oktober 2012

Sepenggal Cerita Kampus Politeknik


Malam ini aku pulang dari kampus saat jam menunjukkan pukul sembilan. Aku terkejut saat sampai di depan pintu kos. Sosok yang sudah lama tak berkunjung. Mas Agil, beliau adalah mantan penghuni kos ini. Kos yang beralamat di Keputih 3A No. 1 Sukolilo Surabaya.
Untuk sebuah alasan tertentu mas Agil kembali ke Surabaya. Sudah lama beliau tinggal di Aceh. Beliau menjadi dosen di salah satu Politeknik disana. Sampai malam semakin larut kami saling berbagai cerita. Tapi nampaknya beliau lebih banyak bercerita daripada aku. Inilah sepenggal ceritanya.
Bulan pertama masuk, mahasiswa politeknik dikenalkan dengan peraturan kampus. Peraturan yang ditulis dalam pasal-pasal itu harus dipahami oleh semua mahasiswa. Peraturan itu berisi mekanisme kampus, pelaksanaan studi, pelanggaran, dan sanksi bagi mahasiswa. Mas Agil bercerita bahwa dalam satu kelas yang pada awalnya berjumlah 32 orang berkurang hingga 23 orang. Sembilan lainnya di Drop Out (DO) karena melanggar peraturan, mendapatkan SP 1, 2, 3 dan akhirnya DO.
Namun yang membuatku terkesan adalah ketika mas Agil menceritakan sistem pendidikan di kampus tersebut. Mahasiswa masuk mulai jam 8 pagi sampai jam 4 sore dari Senin sampai Jumat. Dalam sepekan, mahasiswa mendapatkan 2 hari materi dan 3 hari praktikum.
Sebagai contoh mahasiswa politeknik akutansi. Sistem di politeknik itu mewajibkan mahasiswa akutansi saat datang ke kampus dalam keadaan berpakaian kantor. Berjas, sepatu kantor, dan dasi. Ruang praktikum diseting bak ruang kerja kantoran. Mata kuliah pertama adalah mengetik sepuluh jari. Jadi mahasiswa akutansi seminggu pertama kuliah harus berlatih menggunakan sepuluh jarinya untuk memencet keyboard. WOW! Selanjutnya pelajaran menghitung uang dengan cepat, managemen, dll.
Kurikulum politeknik ini sangat flexible. Jadi penentuan matakuliah, sks, praktikum dan sistem pendidikannya disesuaikan dengan kebutuhan industri yang ada. Kurikulum ditentukan dari rapat dosen dan pihak industri sehingga pendidikan kampus sejalan dengan perkembangan industi saat ini. Aku melonggo dibuatnya.
Sistem disana disebut ‘Production based on Education’. Mahasiswa dituntut untuk dapat memproduksi suatu barang. Misalkan suatu perusahaan meminta pihak kampus membuat air minum dalam kemasan. Kemudian pihak kampus membagi-bagi kelompok mahasiswa yang sedang praktikum untuk membuat tutup botol, botol, air minum, dan label kemasan. Mahasiswa yang dapat membuat barang tersebut sesuai spec akan mendapatkan nilai A begitu juga sebaliknya. Barang yang dibuat tersebut kemudian diproduksi sehingga pihak kampus juga mendapat keuntungan.
Mahasiswa politeknik dengan banyak sekali praktek dalam pengajarannya ini dipersiapkan untuk benar-benar siap dilapangan kerja. Untuk magang sendiri diberikan waktu satu semester sampai mahasiswa tersebut benar-benar memiliki skill yang bagus. Tidak jarang mahasiswa tersebut saat magang sudah ditawari untuk bekerja ditempat dia magang. Saat wisuda pun, banyak lulusan yang tidak menghadirinya dikarenakan sudah diterima bekerja di Industri. Saat bursa karier diadakan pun mahasiswa lulusan politeknik banyak yang masuk tanpa tes.
Berbeda dengan mahasiswa S-1 dan sistem pembelajarannya yang saya rasakan saat ini. Namun apapun itu, suatu sistem pasti memiliki kelemahan. Kelemahan dalam sistem pendidikan di kampus politeknik adalah ilmu sosial yang kurang karena mahasiswa yang dituntut untuk praktek terus-menerus memiliki kepribadian yang kaku. Ilmu komunikasi, leadership, managemen, dan decision making kurang didapat didalam sistem tersebut.
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Give your outstanding comment here, I will so pleasent :)