Widget by tips dan trik blogspot

Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Blogger Template Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

  • Blog Contest with Theme : Aman Semua Lancar
  • My twitter @habibi_kun

Minggu, 29 Januari 2012

Ini Lebih Besar dari Sekedar Seruan!

Kisah ini baru saja terjadi. Dan menjadi sesuatu yang sangat berarti dalam hidupku. Sebelumnya saya ingin bertanya “apakah saat membaca tulisan ini anda sudah sholat?”. Kemudian bolehkah saya bertanya lagi “apakah anda sholat berjamaah?”. Dan pertanyaan akhir saya “apakah sholat anda sudah baik?”

Pertanyaan-pertanyaan diatas hanya perlu kita jawab dalam hati sebagai koreksi diri kita selama ini. Nah, disini saya ingin mengisahkan sebuah pelajaran hidup yang saya dapat di masjid hari ini (30/1). Ketka adzan dhuhur berkumandang, saya lekas mengambil air wudlhu dan bersegera ke masjid di dekat rumah. Memasuki masjid saya berdoa “Ya Allah, bukalah pintu rahmat-Mu untukku”. Lalu kaki kanan ini dilangkahkan.

Sepi. Dalam masjid sebesar ini hanya ada dua orang laki-laki yaitu saya dan muadzin yang juga merupakan imam sholat di masjid ini. Sementara makmum yang perempuan sudah lumayan banyak. Sampai lama, tapi belum juga datang lagi laki-laki lain. Imam itu kemudian melihat kearahku seakan menyuruhku untuk mengumandangkan iqamah.

----------------------------zzz----------------------------

----------------------------zzz----------------------------

Aku sudah lama tidak mengumandangkan iqamah lagi dimasjid ini. Dan sekarang aku harus melakukannya. Lantas aku bangkit dari tempatku sholat sunah tadi. Kuraih mic yang ada didepan lalu dengan kekuatan dan bantuan Allah aku berhasil menyeru kepada setiap muslim di desa ku bahwa sholat akan segera dimulai. Setelah itu takbiratul ihram dimulai. Dan berdatangan beberapa orang dari belakangku. Alhamdulillah makmumnya bertambah.

Kawan, mungkin ini terlihat sungguh sangat biasa dan sederhana. Tapi jika engkau tahu bagaimana rasanya menyerukan iqamah di masjid yang sungguh besar ini. Engkau akan melihat makna dibaliknya. Setelah saya iqamah tadi, saya mengerti bahwa saya lah yang menyeru pada kebaikan (untuk sholat). Sehingga sudah barang tentu sholat saya juga harus baik. Ini bukan soal siapa yang mengajak, tapi soal amanah yang mengajak. Akankah orang lain mengikuti kita yang mengajak pada kebaikan sedang kita sendiri tidak baik?

Jawabannya ada pada dirimu kawan..

Sabtu, 21 Januari 2012

Law of Attraction : Edisi Akademik

----------->

Anda harus tahu bahwa di dunia ini ada yang disebut law of attraction. Hal-hal atau kejadian yang menimpa kita adalah kita sendiri yang menciptakannya melalui pikiran. Contoh mudahnya adalah saat Anda melihat bayi. Jika pikiran Anda menarik hal-hal lucu pada bayi maka Anda akan berpikir bayi itu lucu. Tapi sebaliknya jika pikiran anda menarik hal-hal jorok pada si bayi. Maka anggapan Anda si bayi itu jorok.

Ini adalah hukum keterkaitan melalui sebuah mimpi. Panah di atas menunjuk pada slide (coba buka) yang menunjukkan pencapaian mimpiku semester lalu. Panah di bawah adalah pencapaian semester ini.

----------->

Berikutnya adalah pencapaian semester ini. Saya akan mulai membahas pengalaman pencapaian mimpi 18th, 21st, dan 38th.


Anda tidak perlu takut untuk bermimpi walaupun itu impossible dream. Mimpi ke-18 adalah mendapatkan A untuk matakuliah yang super membuat dag-dig-dug banyak orang yaitu Lab. Teknik Kimia I. Mimpi ke-21 adalah menyusul IPK saudara ABK49 yang sangat inspiratif, Sony Ardian Affandy. Lalu mimpi ke-38 adalah menjadi 10 besar IPK angkatan 2009. Dan puji syukur kepada Allah, semua tercapai!

Hal yang perlu dilakukan adalah pada awal atau pertengahan semester tulis target mimpi Anda! Aku menulis 18th dan 38th pada awal semester dan 21st pada pertengahan semester. Selanjutnya tulisan itu ditempatkan di posisi yang membuat kita bisa melihatnya berkali-kali. Aku menempelkannya di pintu, whiteboard, dan dinding kamarku. Setelah itu berkali-kali bayangkan Anda mendapatkannya. Maka hukum keterkaitan akan bekerja untuk memprogram otak Anda dalam pencapaiannya.

Langkah selanjutnya adalah berusaha mendapatkaannya. Finally, look it become reality. Untuk mencapai mimpi ke 18th pada tanggal 20th Januari 2012 lalu. Sore itu sim akademik eror dan aku tidak bisa mengaksesnya. Aku merasa sangat penasaran nilai apa yang muncul untuk matakuliah ini. Jadi siang itu ku putuskan untuk membaca Al Quran. Sampai menjelang waktu sholat ashar belum juga bisa diakses. Ku pergi sholat ke masjid dan meminta sambil membayangkan Allah memberiku nilai A. Aku berdoa dan menaruh harapan besar padaNya.

Sepulang dari masjid belum juga bisa diakses. Akhirnya aku buka facebook dan chatting dengan sekelompok orang geje tapi menyenangkan sekali mempunyai sahabat seperti mereka (red. Dwi, Hendi, Mahendra, Halim, Fahmi, etc). Belum juga bisa, akhirnya ku buka twitter dan tahu bahwa Fikri sudah tahu nilai Lab TK I nya. Tanpa pikir panjang aku buka SIAKAD dan terkejut nilai Lab TK I ku A! Spontan aku sujud syukur!

Intinya adalah untuk semester 6 kedepan. Tulis saja target mimpimu. Tempelkan agar mudah dilihat. Bayangkan tercapai. Berusaha mencapainya. Berdoa pada Allah. Semoga law of attraction membuat Anda mencapai tujuan hidup Anda. Semoga bermanfaat.

NB : mengingat The 0th dalam buku mimpiku “Mati Khusnul Khotimah”, Amin..

Jumat, 20 Januari 2012

Filosofi Doa

Rabu 18 Januari 2012

Perdebatan panjang yang membuat setiap sel-sel otak berpikir kritis akhirnya membuahkan suatu kesimpulan yang mendalam. Dua mahasiswa berbeda jurusan saling berargumen dan akhirnya menemukan suatu pelajaran hidup untukku. Aku Wildan Habibi dari Teknik Kimia dan kakak kos ku Ridho Prawiro dari Teknik Arsitektur.

Pelajaran hidup ini sangat singkat tapi padat akan makna. Mungkin judulnya adalah “filosofi doa”. Sebagai prakata saya akan contohkan filosofi doa yang salah. Ketika seseorang berdoa kepada Allah “Ya Allah, berilah aku kekayaan!”. Namun dia tidak berusaha sama sekali. Mana mungkin doa itu akan dikabulkan?

Sejatinya saat kita berusaha, itu adalah gambaran doa kita kepada Allah. Misalnya ketika seseorang ingin kaya kemudian dia mencari rizeki Allah di lautan. Saat ia bekerja ia berdoa “Ya Allah berilah hamba hasil laut yang banyak!”. Ini baru doa yang benar.

Nah, disini filosofi doa adalah perintah dalam tiga konteks yang berbeda. Pertama ketika seorang yang lebih tinggi misalnya orang tua menyuruh kepada kita. Contoh “Nak, jadilah anak yang sholeh/sholehah!”. Kemudian seorang yang sama derajatnya misalnya teman sejawat. Contoh “Kawan, minta sarannya untuk masalahku yang ini!”. Kedua contoh diatas merupakan perintah. Contoh pertama menunjukkan perintah orang tua kepada anaknya dimana anaklah yang harusnya mengabulkan keinginan orang tuanya dan berusaha menjadi sholeh/sholehah. Pada contoh yang kedua juga perintah antar orang yang sederajat. Teman yang baik akan menolong temannya yang sedang dalam masalah.

Contoh ketiga adalah doa kita kepada Allah. Ialah perintah seorang hamba kepada Tuhannya. Nah sebenarnya kita memberikan perintah kepada Allah untuk mengabulkan keinginan kita. Benar? Namun yang perlu digarisbawahi adalah ketika kita sebagai hamba memerintah Tuhan harus ada etikanya. Jangan langsung Ya Tuhan berilah aku ini, itu, dst tanpa adab berdoa. Saya yakin doa nya tidak akan terkabul. Gampang saja logikanya coba saja pada contoh pertama dan kedua juga dilakukan dengan nada yang tidak enak, apakah juga akan dikabulkan? Tidak! Tidak! Tidak!


Jadi kita sebagai hamba harus mematuhi adab berdoa kepada Allah. Lihat adab berdoa!.  Dan kita patut mensucikan namaNya karena Allah itu paling senang orang yang meminta kepadaNya sebanyak mungkin. Berbeda dengan manusia yang jika diminta banyak hal semakin tidak senang. Jadi jangan sungkan-sungkan berdoa kepada Allah sepanjang waktu. InsyaAllah akan dikabulkan.

“Berdoalah kepadaKu, niscaya akan Aku kabulkan” adalah sebuah janji yang mutlak tidak mungkin diingkari oleh Allah. karena sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji (QS. Ra’d: 31)

Senin, 16 Januari 2012

Dialog Iblis dan Nabi Muhammad SAW

------------------------------------------------------------------------
Suatu ketika Allah SWT memerintahkan seorang Malaikat menemui Iblis agar menghadap Baginda Rasul saw untuk memberitahu segala rahasianya, baik yang disuka maupun yang dibencinya. Hal ini dimaksudkan untuk meninggikan derajat Nabi Muhammad saw dan juga sebagai peringatan dan perisai umat manusia.
Kemudian Malaikat itupun mendatangi Iblis dan berkata : “Hai Iblis! Engkau diperintah Allah untuk menghadap Rasulullah saw. Bukalah semua rahasiamu dan jawablah setiap pertanyaan Rasulullah dengan jujur. Jika engkau berdusta walau satu perkataanpun, niscaya akan terputus semua anggota badanmu, uratmu serta disiksa dengan azab yang amat pedih”.
Mendengar ucapan Malaikat yang dahsyat itu, Iblis sangat ketakutan, maka segera ia menghadap Rasulullah saw dengan menyamar sebagai orang tua yang buta sebelah matanya dan berjanggut putih 10 helai yang panjangnya seperti ekor lembu.
Iblis pun memberi salam sampai 3 (tiga) kali salam, Rasulullah saw tidak juga menjawabnya, maka Iblis berkata : “Ya Rasullullah! Mengapa engkau tidak menjawab salamku? Bukankah salam itu sangat mulia di sisi Allah?” Maka jawab Nabi dengan marah : “Hai musuh Allah! Kepadaku engkau menunjukkan kebaikanmu? Jangan kau coba menipuku sebagaimana kau tipu Nabi Adam as sehingga beliau keluar dari syurga, kau hasut Qabil sehingga ia tega membunuh Habil yang masih saudaranya sendiri, ketika sedang sujud dalam sembahyang kau tiup Nabi Ayub as dengan asap beracun sehingga beliau sengsara untuk beberapa lama, kisah Nabi Daud as dengan perempuan Urya, Nabi Sulaiman meninggalkan kerajaannya karena engkau menyamar sebagai isterinya dan begitu juga beberapa Anbiya dan pendeta yang telah menanggung sengsara akibat hasutanmu.
Hai Iblis! Sebenarnya salam itu sangat mulia di sisi Allah azza wa jalla, tapi aku diharamkan Allah menjawab salammu. Aku mengenalmu dengan baik wahai Iblis, Raja segala Iblis. Apa tujuanmu menemuiku?”.
Jawab Iblis : “Ya Nabi Allah! Janganlah engkau marah. Engkau dapat mengenaliku karena engkau adalah Khatamul Anbiya. Aku datang atas perintah Allah untuk memberitahu segala tipu dayaku terhadap umatmu dari zaman Nabi Adam as hingga akhir zaman nanti. Ya Nabi Allah! Setiap apa yang engkau tanya, aku bersedia menerangkan satu persatu dengan sebenarnya, aku tidak berani menyembunyikannya”.
Kemudian Iblis pun bersumpah menyebut nama Allah dan berkata : “Ya Rasulullah! Sekiranya aku berdusta barang sepatahpun niscaya hancur leburlah badanku menjadi abu”.
Ketika mendengar sumpah Iblis itu, Nabipun tersenyum dan berkata dalam hatinya, inilah kesempatanku untuk menyiasati segala perbuatannya agar didengar seluruh sahabat yang ada di majlis ini dan menjadi perisai seluruh umatku.
Pertanyaan Nabi (1) :
“Hai Iblis! Siapakah musuh besarmu?”
Jawab Iblis : “Ya Nabi Allah! Engkaulah musuhku yang paling besar di antara musuh-musuhku di muka bumi ini”.
Kemudian Nabi pun memandang muka Iblis dan Iblispun gemetar karena ketakutan. Sambung Iblis : “Ya Khatamul Anbiya! Aku dapat merubah diriku seperti manusia, binatang dan lain-lain hingga rupa dan suarapun tidak berbeda, kecuali dirimu saja yang tidak dapat aku tiru karena dicegah oleh Allah. Andaikan aku menyerupai dirimu, maka terbakarlah diriku menjadi abu.
Aku cabut iktikad/niat anak Adam supaya menjadi kafir karena engkau berusaha memberi nasihat dan pengajaran supaya mereka kuat untuk memeluk agama Islam, begitu juga aku berusaha menarik mereka kepada kekafiran, murtad atau munafik. Aku akan menarik seluruh umat Islam dari jalan yang benar menuju jalan yang sesat supaya masuk ke dalam neraka dan kekal di dalamnya bersamaku”.
Pertanyaan Nabi (2) :
“Hai Iblis! Apa yang kau perbuat terhadap makhluk Allah?”
Jawab Iblis : “Adalah satu kemajuan bagi perempuan yang merenggangkan kedua pahanya kepada lelaki yang bukan suaminya, setengahnya hingga mengeluarkan benih yang salah sifatnya. Aku goda semua manusia supaya meninggalkan sholat, berbuai dengan makanan dan minuman, berbuat durhaka, aku lalaikan dengan harta benda, emas, perak dan permata, rumahnya, tanahnya, ladangnya supaya hasilnya dibelanjakan ke jalan yang haram.
Demikian juga ketika pesta di mana lelaki dan perempuan bercampur. Di sana aku lepaskan godaan yang besar supaya mereka lupa peraturan dan akhirnya minum arak. Apabila terminum arak itu, maka hilanglah akal, fikiran dan malunya. Lalu aku ulurkan tali cinta dan terbukalah beberapa pintu maksiat yang besar, datang perasaan hasad dengki hingga perbuatan zina. Apabila terjadi kasih antara mereka, terpaksalah mereka mencari uang hingga menjadi penipu, peminjam dan pencuri.
Apabila mereka sadar akan kesalahan mereka lalu hendak bertaubat dan berbuat amal ibadah, akan aku rayu supaya mereka membatalkannya. Semakin keras aku goda supaya mereka berbuat maksiat dan mengambil isteri orang. Jika hatinya terkena godaanku, datanglah rasa ria’, takabur, iri, sombong dan melengahkan amalnya. Jika lidahnya yang tergoda, maka mereka akan gemar berdusta, mencela dan mengumpat. Demikianlah aku goda mereka setiap saat”.
Pertanyaan Nabi (3) :
“Hai Iblis! Mengapa engkau bersusah payah melakukan pekerjaan yang tidak mendatangkan faedah bahkan menambah laknat yang besar dan siksa yang besar di neraka yang paling bawah? Hai yang dikutuk Allah! Siapa yang menjadikanmu? Siapa yang melanjutkan usiamu? Siapa yang menerangkan matamu? Siapa yang memberi pendengaranmu? Siapa yang memberi kekuatan anggota badanmu?
Jawab Iblis : “Semuanya itu adalah anugerah dari Allah Yang Maha Besar. Tetapi hawa nafsu dan takabur membuatku menjadi jahat sebesar-besarnya. Engkau lebih tahu bahwa diriku telah beribu-ribu tahun menjadi Ketua seluruh Malaikat dan pangkatku telah dinaikkan dari satu langit ke langit yang lebih tinggi. Kemudian aku tinggal di dunia ini beribadah bersama para Malaikat beberapa waktu lamanya.
Tiba-tiba datang firman Allah SWT hendak menjadikan seorang Khalifah di dunia ini, maka akupun membantah. Lalu Allah menciptakan manusia yang pertama (Nabi Adam as) dan seluruh Malaikat diperintah supaya memberi hormat sujud kepada lelaki itu, hanya aku saja yang ingkar. Oleh karena itu, Allah murka kepadaku dan wajahku yang tampan rupawan dan bercahaya itu berubah menjadi keji dan menakutkan. Aku merasa sakit hati. Kemudian Allah menjadikan Adam raja di syurga dan dikaruniakan seorang permaisuri (Siti Hawa) yang memerintah seluruh bidadari. Aku bertambah dengki dan dendam kepada mereka.
Akhirnya aku berhasil menipu mereka melalui Siti Hawa yang menyuruh Adam memakan buah khuldi, lalu keduanya diusir dari syurga ke dunia. Keduanya berpisah beberapa tahun dan kemudian dipertemukan Allah (di Padang Arafah), hingga mereka mendapat beberapa orang anak. Kemudian kami hasut anak lelakinya Qabil supaya membunuh saudaranya Habil. Itupun aku masih belum puas dan berbagai tipu daya aku lakukan hingga hari kiamat kelak.
Sebelum engkau lahir ke dunia, aku beserta bala tentaraku dengan mudah dapat naik ke langit untuk mencuri segala rahasia, tulisan yang menyuruh manusia berbuat ibadah dan balasan pahala serta syurga mereka. Kemudian aku turun ke dunia dan memberitahu manusia yang lain tentang apa yang sebenarnya aku dapatkan dengan berbagai tipu daya hingga tersesat dengan berbagai kitab bid’ah dan kehancuran.
Tetapi ketika engkau lahir ke dunia ini, maka aku tidak diijinkan oleh Allah untuk naik ke langit dan mencuri rahasia karena banyak Malaikat yang menjaga di setiap lapisan pintu langit. Jika aku memaksa untuk naik, maka Malaikat akan melontarkan anak panah dari api yang menyala. Sudah banyak bala tentaraku yang terkena lontaran Malaikat itu dan semuanya terbakar menjadi abu, maka semakin beratlah pekerjaanku dan bala tentaraku untuk menjalankan tugas menghasut manusia”.
Pertanyaan Nabi (4) :
“Hai Iblis! Apa yang pertama kali kau tipu dari manusia?”
Jawab Iblis : “Pertama kali aku palingkan iktikad / niatnya, imannya kepada kafir dan juga dari segi perbuatan, perkataan, kelakuan atau hatinya. Jika tidak berhasil juga, akan aku tarik dengan cara mengurangi pahala. Lama-kelamaan mereka akan terjerumus mengikuti kemauanku”.
Pertanyaan Nabi (5) :
“Hai Iblis! Jika umatku sholat karena Allah, apa yang terjadi padamu?”
Jawab Iblis : “Sungguh penderitaan yang sangat besar. Gemetarlah badanku dan lemah tulang sendiku, maka aku kerahkan berpuluh-puluh iblis datang menggoda manusia pada setiap anggota badannya.
Beberapa iblis datang pada setiap anggota badannya supaya malas sholat, was-was, lupa bilangan raka’atnya, bimbang pada pekerjaan dunia yang ditinggalkannya, merasa terburu-buru supaya cepat selesai sholatnya, hilang khusyuknya, matanya senantiasa melirik ke kanan dan ke kiri, telinganya senantiasa mendengar percakapan orang dan bunyi-bunyi yang lain.
Beberapa iblis yang lain duduk di belakang badan orang yang sembahyang itu supaya tidak kuat sujud berlama-lama, penat waktu duduk tahiyat dan dalam hatinya selalu merasa terburu-buru supaya cepat selesai sholatnya, itu semua membuat berkurangnya pahala. Jika para iblis tidak dapat menggoda manusia itu, maka aku sendiri akan menghukum mereka dengan hukuman yang berat”.
Pertanyaan Nabi (6) :
“Jika umatku membaca Al-Qur’an karena Allah, apa yang terjadi padamu?”
Jawab Iblis : “Jika mereka membaca Al-Qur’an karena Allah, maka terbakarlah tubuhku, putuslah seluruh uratku lalu aku lari dan menjauh darinya”.
Pertanyaan Nabi (7) :
“Jika umatku mengerjakan haji karena Allah, bagaimana perasaanmu?”
Jawab Iblis : “Binasalah diriku, gugurlah daging dan tulangku karena mereka telah mencukupkan rukun Islamnya”.
Pertanyaan Nabi (8) :
“Jika umatku berpuasa karena Allah, bagaimana keadaanmu?”
Jawab Iblis : “Ya Rasulullah! Inilah bencana yang paling besar bahayanya buatku. Apabila masuk awal bulan Ramadhan, maka memancarlah cahaya Arasy dan Kursi, bahkan seluruh Malaikat menyambut dengan suka cita. Bagi orang yang berpuasa, Allah akan mengampunkan segala dosa yang lalu dan digantikan dengan pahala yang amat besar serta tidak dicatat dosanya selama dia berpuasa. Yang menghancurkan hatiku ialah segala isi langit dan bumi, yakni Malaikat, bulan, bintang, burung dan ikan-ikan semuanya siang malam memohonkan ampunan bagi orang yang berpuasa. Satu lagi kemudian orang berpuasa ialah dimerdekakan pada setiap masa dari azab neraka. Bahkan semua pintu neraka ditutup manakala semua pintu syurga dibuka seluas-luasnya dan dihembuskan angin dari bawah Arasy yang bernama Angin Syirah yang amat lembut ke dalam syurga. Pada hari umatmu mulai berpuasa, dengan perintah Allah datanglah sekalian Malaikat dengan garangnya menangkapku dan tentaraku, jin, syaitan dan ifrit lalu dipasung kaki dan tangan dengan besi panas dan dirantai serta dimasukkan ke bawah bumi yang amat dalam. Di sana pula beberapa azab yang lain telah menunggu kami. Setelah habis umatmu berpuasa, barulah aku dilepaskan dengan perintah agar tidak mengganggu umatmu. Umatmu sendiri telah merasa ketenangan berpuasa sebagaimana mereka bekerja dan bersahur seorang diri di tengah malam tanpa rasa takut dibandingkan bulan biasanya”.
Pertanyaan Nabi (9) :
“Hai Iblis! Bagaimana seluruh sahabatku menurutmu?”
Jawab Iblis : “Seluruh sahabatmu termasuk musuh besarku. Tiada upayaku melawannya dan tiada satupun tipu daya yang dapat masuk kepada mereka. Karena engkau sendiri telah berkata : “Seluruh sahabatku adalah seperti bintang di langit, jika kamu mengikuti mereka, maka kamu akan mendapat petunjuk”.
Sayyidina Abu Bakar al-Siddiq sebelum bersamamu, aku tidak dapat mendekatinya, apalagi setelah berdampingan denganmu. Dia begitu percaya atas kebenaranmu hingga dia menjadi wazirul a’zam. Bahkan engkau sendiri telah mengatakan jika ditimbang seluruh isi dunia ini dengan amal kebajikan Abu Bakar, maka akan lebih berat amal kebajikan Abu Bakar. Lagipula dia telah menjadi mertuamu karena engkau menikah dengan anaknya, Sayyidatina Aisyah yang juga banyak menghafal Hadits-haditsmu.
Adapun Sayyidina Umar bin Khatab, aku tidak berani memandang wajahnya karena dia sangat keras menjalankan hukum syariat Islam dengan seksama. Jika aku pandang wajahnya, maka gemetarlah seluruh tulang sendiku karena sangat takut. Hal ini karena imannya sangat kuat apalagi engkau telah mengatakan : “Jikalau ada Nabi sesudah aku, maka Umar boleh menggantikan aku”, karena dia adalah orang harapanmu serta pandai membedakan antara kafir dan Islam hingga digelar ‘Al-Faruq’.
Sayyidina Usman bin Affan, aku tidak bisa bertemu karena lidahnya senantiasa membaca Al-Qur’an. Dia penghulu orang sabar, penghulu orang mati syahid dan menjadi menantumu sebanyak 2 (dua) kali. Karena taatnya, banyak Malaikat datang menghampiri dan memberi hormat kepadanya karena Malaikat itu sangat malu kepadanya hingga engkau mengatakan : “Barangsiapa menulis Bismillaahirrahmaanirrahiim pada kitab atau kertas-kertas dengan tinta merah, niscaya mendapat pahala seperti pahala Usman mati syahid”.
Sayyidina Ali bin Abi Thalibpun aku sangat takut karena hebatnya dan gagahnya dia di medan perang, tetapi sangat sopan santun, alim orangnya. Jika iblis, syaitan dan jin memandang beliau, maka terbakarlah kedua mata mereka karena dia sangat kuat beribadah dan beliau adalah golongan orang pertama yang memeluk agama Islam serta tidak pernak menundukkan kepalanya kepada berhala. Bergelar ‘Ali Karamullahu Wajhahu” dimuliakan Allah akan wajahnya dan juga ‘Harimau Allah’ dan engkau sendiri berkata : “Akulah negeri segala ilmu dan Ali itu pintunya”. Lagipula dia menjadi menantumu, aku semakin ngeri kepadanya”.
Pertanyaan Nabi (10) :
“Bagaimana tipu dayamu kepada umatku?”
Jawab Iblis : “Umatmu itu ada 3 (tiga) macam. Yang pertama, seperti hujan dari langit yang menghidupkan segala tumbuhan yaitu ulama yang memberi nasihat kepada manusia supaya mengerjakan perintah Allah dan meninggalkan laranganNya seperti kata Jibril as : “Ulama itu adalah pelita dunia dan pelita akhirat”. Yang kedua, umat tuan seperti tanah yaitu orang yang sabar, syukur dan ridha dengan karunia Allah. Berbuat amal saleh, tawakal dan kebajikan. Yang ketiga, umatmu seperti Fir’aun, terlampau tamak dengan harta dunia dan dihilangkan amal akhirat, maka akupun bersuka cita lalu masuk ke dalam badannya, aku putarkan hatinya ke lautan durhaka dan aku ajak kemana saja mengikuti kemauanku. Jadi dia selalu bimbang kepada dunia dan tidak mau menuntut ilmu, tidak pernah beramal saleh, tidak mau mengeluarkan zakat dan malas beribadah.
Lalu aku goda agar manusia minta kekayaan lebih dulu dan apabila diizinkan Allah dia menjadi kaya, maka aku rayu supaya lupa beramal, tidak membayar zakat seperti Qarun yang tenggelam dengan istana mahligainya. Bila umatmu terkena penyakit tidak sabar dan tamak, dia selalu bimbang akan hartanya dan berangan-angan hendak merebut kemewahan dunia, benci dan menghina kepada yang miskin, membelanjakan hartanya untuk kemaksiatan”.
Pertanyaan Nabi (11) :
“Siapa yang serupa denganmu?”
Jawab Iblis : “Orang yang meringankan syariatmu dan membenci orang yang belajar agama Islam”.
Pertanyaan Nabi (12) :
“Siapa yang membuat mukamu bercahaya?”
Jawab Iblis : “Orang yang berdosa, bersumpah bohong, saksi palsu dan suka ingkar janji”.
Pertanyaan Nabi (13) :
“Apa yang kau rahasiakan dari umatku?”
Jawab Iblis : “Jika seorang Muslim buang air besar dan tidak membaca do’a terlebih dahulu, maka aku gosok-gosokkan najisnya sendiri ke badannya tanpa dia sadari”.
Pertanyaan Nabi (14) :
“Jika umatku bersatu dengan isterinya, apa yang kau lakukan?”
Jawab Iblis : “Jika umatmu hendak bersetubuh dengan isterinya dan membaca do’a pelindung syaitan, maka aku lari dari mereka. Jika tidak, aku akan bersetubuh dahulu dengan isterinya dan bercampurlah benihku dengan benih isterinya. Jika menjadi anak, maka anak itu akan gemar berbuat maksiat, malas pada kebaikan, durhaka. Ini semua karena kealpaan ibu bapaknya sendiri. Begitu juga jika mereka makan tanpa membaca Bismillah, aku santap makanannya lebih dulu daripadanya. Walaupun mereka makan, tidaklah mereka merasa kenyang”.
Pertanyaan Nabi (15) :
“Apa yang dapat menolak tipu dayamu?”
Jawab Iblis : “Jika berbuat dosa, maka cepat-cepatlah bertaubat kepada Allah, menangis menyesal akan perbuatannya. Apabila marah, segeralah mengambil air wudhu’, maka padamlah marahnya”.
Pertanyaan Nabi (16) :
“Siapakah orang yang paling engkau sukai?”
Jawab Iblis : “Lelaki dan perempuan yang tidak mencukur atau mencabut bulu ketiak atau bulu ari-ari (bulu kemaluan) selama 40 hari. Di situlah aku mengecilkan diri, bersarang, bergantung, berbuai seperti pijat pada bulu itu”.
Pertanyaan Nabi (17) :
“Hai Iblis! Siapakah saudaramu?”
Jawab Iblis : “Orang yang tidur meniarap / telungkup, orang yang matanya terbuka di waktu Subuh tetapi menyambung tidur lagi. Lalu aku lenakan dia hingga terbit fajar. Demikian juga pada waktu Dzuhur, Asar, Maghrib dan Isya’, aku beratkan hatinya untuk sholat”.
Pertanyaan Nabi (18) :
“Apa yang dapat membinasakan dirimu?”
Jawab Iblis : “Orang yang banyak menyebut nama Allah, bersedekah dengan tidak diketahui orang, banyak bertaubat, banyak tadarus Al-Qur’an dan sholat tengah malam”.
Pertanyaan Nabi (19) :
“Hai Iblis! ?” Apa yang dapat memecahkan matamu?”
Jawab Iblis : “Orang yang duduk di dalam masjid dan beri’tikaf di dalamnya”.
Pertanyaan Nabi (20) :
“Apa lagi yang dapat memecahkan matamu?”
Jawab Iblis : “Orang yang taat kepada kedua ibu bapaknya, mendengar kata mereka, membantu makan, pakaian mereka selama mereka hidup, karena engkau telah bersabda : Syurga itu di bawah tapak kaki ibu”.
(Dikutip dari : KH. Abdullah Gymnastiar, Muhasabah Kiat Sukses Introspeksi Diri, Penerbit Difa Press, September 2006).

Nenekku Super!


Edisi Januari adalah liburan. Selama liburan ini saya banyak menghabiskan waktu dengan keluarga dirumah. Oleh karena itu, saya akan menulis tentang anggota keluargaku. Kita mulai dengan kedua orang nenekku.

Puji syukur kepada Allah SWT yang masih memberikan waktu untukku sampai saat ini masih diizinkan bertemu dengan kedua orang nenekku. Nenek dari ibuku bernama Taslimah. Kami para cucu biasanya memanggil beliau dengan Mak Tas. Itu panggilan kesayangan kami. Umur beliau kira-kira 60 tahun lebih. Kurang tahu tepatnya, yang jelas Mak Tas ini sudah lahir sebelum Indonesia merdeka dari penjajahan. Berarti kalau dihitung dari 1945, umur beliau lebih dari 66 tahun.

Kebanyakan para lansia usia lanjut mulai kehilangan kemampuan mengingat dan menurunnya kepekaan indra penglihatan, pendengaran, dan penciumannya. Namun, maha besar Sang Khaliq yang sangat sayang kepada nenek hamba sehingga beliau terlepas dari masalah para lansia pada umumnya.

Mak Tas masih kuat untuk berjalan. Badan beliau tegap. Ingatan beliau masih tajam. Penglihatan, pendengaran, dan penciuman beliau juga masih normal. Bisa disebut ‘tong seng’ walaupun uban sudah memenuhi kepala beliau. Mak Tas sosok yang sangat baik pada anak dan cucu. Beliau sangat menyayangi kami. Kami pun sungguh menyayangi beliau.

Apakah kalian tahu rahasia kekuatan Mak Tas ku? Sebenarnya masa tua itu ditentukan oleh masa muda. Kesehatan dimasa tua beliau karena dahulu saat masih muda Mak Tas adalah orang yang kalau bahasa kami ‘akas’. Akas itu giat menyelesaikan semua pekerjaan. Bahkan sampai sekarang pun Mak Tas masih akas. Beliau masih mengerjakan banyak pekerjaan rumah seperti menyapu, mencuci baju dan piring, beres-beres rumah dan banyak lainnya. Tak ada waktu sedikit pun yang beliau lalui dengan percuma. Ke-akas-an itulah yang membuat beliau masih kuat sampai diusianya yang sudah setengah abad lebih. Apakah aku akas? Apakah kamu akas?

Nenek dari Bapakku bernama Mona. Kami biasanya memanggil beliau Makdhe Na. Itu panggilan kesayangan kami. Makdhe Na juga berkepribadian akas. Latar belakang beliau adalah hidup di gubuk kecil di tambak kami yang merupakan rumah tinggal Bapakku dulu. Disana beliau melakukan pekerjaan-pekerjaan para petani pada umumnya seperti menanam sayur, menyiangi rumput liar, dan pekerjaan rumah lainnya.

Walaupun tubuhnya yang semakin letih termakan usia, namun beliau masih sehat walafiat sampai saat tulisan ini dimuat. Hanya saja penglihatan dan pendengaran beliau sudah sedikit termakan zaman. Yang sangat saya sukai adalah kegigihan beliau. Saat muda dulu, beliau setiap hari harus menjual hasil bumi kami ke pasar dengan jalan kaki. Antara bumi pertanian kami sampai ke kampung jaraknya tidak kurang dari 2 km. Sedangkan dari kampung ke pasar 3 km. Berarti beliau setiap hari menempuh 10 km untuk pulang pergi ke pasar. Tidak seperti sekarang. Zaman sudah menelurkan sepeda motor yang dapat menempuh jarak 10 km dalam hitungan menit saja.

Oleh karena itu, ketika aku mulai malas. Aku ingat mak Tas maka aku akan terpacu untuk akas. Dan ketika aku mulai merasa letih berangkat ke kampus jalan kaki setiap hari. Maka aku ingat Makdhe Na agar aku terus menitih langkah mencari ilmu. Semoga Allah memberikan rahmat-Nya kepada beliau berdua agar dimasa yang sudah tak muda lagi beliau dapat melihat betapa sukses anak dan cucu mereka.


----love your grandma----

Sabtu, 14 Januari 2012

Eksotika Puncak Bromo yang Menantang


Petualangan ke puncak Bromo dari Surabaya kami mulai pukul 22.00 malam. Rombongan terdiri dari 12 motor dengan 23 orang peserta. Perjalanan malam hari menaiki puncak Bromo memacu adrenalin. Jalanan yang kami lewati terjal menanjak, berliku dengan belokan tajam, dan berpasir yang membuat licin jalan. Ditambah lagi dengan suhu dingin yang menggigit tulang dan kabut yang menghalangi pandangan mata membuat kami ekstra hati-hati.

Namun, semua selamat sampai tujuan mencapai puncak Bromo pukul 03.00 pagi. Kabut masih tebal menghalau pandangan. Hari pun masih gelap mencekam. Kami memarkir motor di beberapa meter dibawah puncak Bromo. Kemudian kami mulai mendaki. Mendaki dimalam hari membutuhkan alat bantu pengelihatan berupa senter. Perlahan tapi pasti, kami meniti langkah untuk sampai ke puncak tertinggi gunung yang merupakan hajat hidup suku Tengger ini.

Sampai di puncak sekitar pukul 03.40 pagi. Sambil menunggu waktu subuh kami duduk sambil menghangatkan badan dari dinginnya udara pagi pegunungan. Memasuki waktu subuh, kami mulai mengambil tayammum kemudian mengagungkan nama Allah di puncak tertinggi Bromo.

Fajar mulai menyingsing dan kabut mulai menghilang dikejauhan. Bukit dan pohon nampak seiring dengan terbitnya sang surya. Alam hijau mulai terlihat mata dengan langit yang mulai membiru. Kabut masih bermain-main disekitar puncak bukit menambah elok pemandangan alam ini. Ketika kau pandang bawahmu, kau lihat lading-ladang penduduk setempat dan jalanan yang kami lalui malam tadi berkelok-kelok.

Puncak mulai ramai dengan turis asing yang juga ingin menikmati indahnya puncak Bromo. Kami juga bertemu dengan penjual bunga abadi, rangkaian edelweiss yang berwarna-warni. Bunga ini hanya hidup di puncak dan lereng gunung yang susah diambil.

Perjalanan Bromo tidak hanya sampai disini. Kami tancap gas lagi menuju kawah Bromo. Kami melewati jalan pasir yang sungguh panjang. Ketika ada hembusan angin, maka seolah-olah terjadi badai pasir sehingga kami harus menutup mata dan hidung. Di tengah jalan, kami menjumpai pura penduduk Tengger yang berada tepat dibawah gunung Batok (gunung yang mirip seperti batok). Akhirnya rombongan kami sampai diujung jalan. Setelah ini kami harus mendaki tangga untuk mencapai kawah Bromo.

Langkah kami tak henti mendaki karena sudah tidak sabra melihat bagaimana kawah gunung ini. Ternyata memang luar biasa, kawah yang dibentuk dari gerakan vulkanik membuat lubang besar pada puncak gunung dengan batu cadas yang berada disekelilingnya. Pemandangan dibawah menjadi sebuah lukisan maha dahsyat yang pernah kami lihat. Motor kami, pura tadi, bahkan orang yang menunggangi kuda terlihat sangat kecil dari atas sini. Eksotika alam yang sangat luar biasa. Dan kami pulang tanpa rasa kecewa sekalipun.