Widget by tips dan trik blogspot

Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Blogger Template Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

  • Blog Contest with Theme : Aman Semua Lancar
  • My twitter @habibi_kun

Rabu, 13 Juli 2011

Kedermawanan Sahabat Ustman Bin Affan

Sebagai seorang kaya raya, ahli ekonomi yang handal, kedermawanan Ustman juga tidak bisa diragukan lagi. Sejarah mencatat bagaimana kedermawanan Ustman sangat membantu kehidupan masyarakat muslim pada masa itu. Keislaman Ustman menjadi berkah tesendiri bagi kaum muslimin. Dia selalu datang di saat orang kesusahan. Dalam suatu kisah disebutkan ketika kaum muslimin hendak menghadapi perang tabuk. Saat itu Rosulullah membutuhkan berbagai perlengkapan, logistik dan orang-orang untuk menjadi prajurit. Banyak orang yang menginginkan untuk menjadi syuhada dalam perang tersebut tetapi ditolak oleh Rosulullah karena memang kurangnya kendaraan dan logistik yang disebabkan masa paceklik yang sedang melanda jazirah Arab. Maka orang-orang tadi kembali pulang ke tempat masing-masing dengan mata yang berlinang.  Pada saat itulah Rasulullah SAW naik ke atas mimbar. Beliau memuji Allah SWT, kemudian Beliau menganjurkan umat Islam untuk mengerahkan segala kemampuan mereka dan menjanjikan mereka dengan balasan yang besar.

Mengetahui adanya kesulitan tersebut, dengan segera Ustman berdiri dan berkata kepada Rosulullah SAW: “Aku akan memberikan 100 unta lengkap dengan bekalnya, ya Rasulullah!” Kemudian Rasulullah SAW turun satu anak tangga dari mimbarnya dan Beliau terus menganjurkan umat Islam untuk mengerahkan apa yang mereka punya. Maka untuk kedua kalinya Utsman berdiri dan berkata: “Aku akan memberikan 100 unta lagi lengkap dengan bekalnya, ya Rasulullah!”

Wajah Rasul SAW menjadi cerah, kemudian Beliau turun satu anak tangga lagi dari mimbar dan Beliau masih saja menyerukan umat Islam untuk mengerahkan segala yang mereka miliki. Utsman untuk ketiga kalinya berdiri dan berkata: “Aku akan memberikan 100 unta lagi lengkap dengan bekalnya, ya Rasulullah!”


Pada saat itu Rasulullah SAW mengarahkan tangannya ke arah Utsman pertanda Beliau senang dengan apa yang telah dilakukan Utsman ra. Beliau pun bersabda: “Utsman setelah hari ini tidak akan pernah kesulitan….” Belum lagi Rasulullah SAW turun dari mimbarnya, namun Utsman sudah berlari pulang ke rumah. Ia segera mengirimkan semua unta yang ia janjikan dan disertai dengan 1000 dinar emas.  Begitu uang-uang dinar tadi diserahkan kepangkuan Rasulullah SAW, Beliau lalu membolak-balikkan uang dinar tersebut seraya bersabda: “Semoga Allah SWT akan mengampunimu, ya Utsman atas sedekah yang kau berikan secara terang-terangan maupun sembunyi. Semoga Allah juga akan mengampuni segala sesuatu yang ada pada dirimu, dan apa yang telah Ia ciptakan hingga terjadinya hari kiamat.”
Kedermawanan Ustman juga ditunjukkan, ketika terjadi musim paceklik pada masa pemerintahan khalfah Umar bin Khattab. Ustman menyedekahkan bahan makanan berupa gandum, minyak dan anggur kering yang diangkut dengan 1000 ekor unta bagi kaum fakir yang membutuhkan.

Minggu, 03 Juli 2011

Mangkuk yang Cantik, Madu, dan Sehelai Rambut

Rasulullah SAW, dengan sahabat-sahabatnya Abakar r.a., Umar r.a., Utsman r.a., dan ‘Ali r.a., bertamu ke rumah Ali r.a. Di rumah Ali r.a. isterinya Sayidatina Fatimah r.ha. puteri Rasulullah SAW menghidangkan untuk mereka madu yang diletakkan di dalam sebuah mangkuk yang cantik, dan ketika semangkuk madu itu dihidangkan sehelai rambut terikut di dalam mangkuk itu. Baginda Rasulullah SAW kemudian meminta kesemua sahabatnya untuk membuat suatu perbandingan terhadap ketiga benda tersebut (Mangkuk yang cantik, madu, dan sehelai rambut).


Abu bakar r.a. berkata, “iman itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, orang yang beriman itu lebih manis dari madu, dan mempertahankan iman itu lebih susah dari meniti sehelai rambut”.

Umar r.a. berkata, “kerajaan itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, seorang raja itu lebih manis dari madu, dan memerintah dengan adil itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut”.

Utsman r.a. berkata, “ilmu itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, orang yang menuntut ilmu itu lebih manis dari madu, dan beramal dengan ilmu yang dimiliki itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut”.

‘Ali r.a. berkata, “tamu itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, menjamu tamu itu lebih manis dari madu, dan membuat tamu senang sampai kembali pulang ke rumanya adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut”.

Fatimah r.ha.berkata, “seorang wanita itu lebih cantik dari sebuah mangkuk yang cantik, wanita yang berpurdah itu lebih manis dari madu, dan mendapatkan seorang wanita yang tak pernah di lihat orang lain kecuali muhrimnya lebih sulit dari meniti sehelai rambut”.

Rasulullah SAW berkata, “seorang yang mendapat taufik untuk beramal adalah lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, beramal dengan ‘amal yang baik itu lebih manis dari madu, dan berbuat ‘amal dengan ikhlas adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut”.

Malaikat Jibril AS berkata, “menegakkan pilar-pilar agama itu lebih cantik dari sebuah mangkuk yang cantik, menyerahkan diri; harta; dan waktu untuk usaha agama lebih manis dari madu, dan mempertahankan usaha agama sampai akhir hayat lebih sulit dari meniti sehelai rambut”.

Allah SWT berfirman, ” Syurga-Ku itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik itu, nikmat syurga-Ku itu lebih manis dari madu, dan jalan menuju syurga-Ku adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut”.