Rabu 18 Januari 2012
Perdebatan panjang yang membuat setiap sel-sel otak berpikir kritis akhirnya membuahkan suatu kesimpulan yang mendalam. Dua mahasiswa berbeda jurusan saling berargumen dan akhirnya menemukan suatu pelajaran hidup untukku. Aku Wildan Habibi dari Teknik Kimia dan kakak kos ku Ridho Prawiro dari Teknik Arsitektur.
Pelajaran hidup ini sangat singkat tapi padat akan makna. Mungkin judulnya adalah “filosofi doa”. Sebagai prakata saya akan contohkan filosofi doa yang salah. Ketika seseorang berdoa kepada Allah “Ya Allah, berilah aku kekayaan!”. Namun dia tidak berusaha sama sekali. Mana mungkin doa itu akan dikabulkan?
Sejatinya saat kita berusaha, itu adalah gambaran doa kita kepada Allah. Misalnya ketika seseorang ingin kaya kemudian dia mencari rizeki Allah di lautan. Saat ia bekerja ia berdoa “Ya Allah berilah hamba hasil laut yang banyak!”. Ini baru doa yang benar.
Nah, disini filosofi doa adalah perintah dalam tiga konteks yang berbeda. Pertama ketika seorang yang lebih tinggi misalnya orang tua menyuruh kepada kita. Contoh “Nak, jadilah anak yang sholeh/sholehah!”. Kemudian seorang yang sama derajatnya misalnya teman sejawat. Contoh “Kawan, minta sarannya untuk masalahku yang ini!”. Kedua contoh diatas merupakan perintah. Contoh pertama menunjukkan perintah orang tua kepada anaknya dimana anaklah yang harusnya mengabulkan keinginan orang tuanya dan berusaha menjadi sholeh/sholehah. Pada contoh yang kedua juga perintah antar orang yang sederajat. Teman yang baik akan menolong temannya yang sedang dalam masalah.
Contoh ketiga adalah doa kita kepada Allah. Ialah perintah seorang hamba kepada Tuhannya. Nah sebenarnya kita memberikan perintah kepada Allah untuk mengabulkan keinginan kita. Benar? Namun yang perlu digarisbawahi adalah ketika kita sebagai hamba memerintah Tuhan harus ada etikanya. Jangan langsung Ya Tuhan berilah aku ini, itu, dst tanpa adab berdoa. Saya yakin doa nya tidak akan terkabul. Gampang saja logikanya coba saja pada contoh pertama dan kedua juga dilakukan dengan nada yang tidak enak, apakah juga akan dikabulkan? Tidak! Tidak! Tidak!
Jadi kita sebagai hamba harus mematuhi adab berdoa kepada Allah. Lihat adab berdoa!. Dan kita patut mensucikan namaNya karena Allah itu paling senang orang yang meminta kepadaNya sebanyak mungkin. Berbeda dengan manusia yang jika diminta banyak hal semakin tidak senang. Jadi jangan sungkan-sungkan berdoa kepada Allah sepanjang waktu. InsyaAllah akan dikabulkan.
“Berdoalah kepadaKu, niscaya akan Aku kabulkan” adalah sebuah janji yang mutlak tidak mungkin diingkari oleh Allah. karena sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji (QS. Ra’d: 31)