Musibah mungkin adalah suatu bentuk ujian dari Allah agar hambaNya dapat selalu dekat denganNya. Musibah lumpur lapindo yang melanda porong beberapa tahun lalu masih menyisakan bekas dihati Saudaraku ini. Ketika kutatap sorot matanya kulihat keteguhan jiwa yang sungguh luar biasa. Betapa tidak, aku tak pernah bisa membayangkan rumah tempatku lahir, sekolah tempatku belajar, masjid, dan rumah-rumah tetangga terendam lumpur. Begitulah kesabaran yang terpancar dari dalam nanar mata Saudaraku, Moh Aris Setyawan.
Suatu ketika handphone ku mengirim pesan kepadanya “bolehkah aku minta tolong? Kalau ketemu lagi, aku ingin kamu memukulku tiga kali karena aku kurang maksimal dalam menjalankan amanah dakwah ini”
Dia membalas “kalau kamu dipukul tiga kali, berarti kamu harus memukulku 100 kali. Aku malu dengan keadaanku sendiri”
Ya Allah Ya Rabb, aku terkaget melihat jawaban tersebut. Ingin meneteskkan air mata namun tak bisa. Hanya haru dan salut dengan kebijaksanaan ketua kami ini. Saudaraku, sebenarnya aku banyak belajar padamu. Setiap kali taddarus Al Qur’an, suara dan kelancaran bacaanmu membuatku merasa perlu banyak berlatih membaca ayat-ayat Allah.
Pernah pula ketika aku singgah dikamar kosanmu ARH 31. Saat itu ba’da Maghrib, aku melihat matamu merah tanda habis menangis sambil memegang Al Qur’an. Apakah kamu menangis saat membaca arti firman Tuhan itu?
Subhanallah, namun pesanku untukmu Saudaraku. Allah menyukai orang-orang yang bersih bukan? Bukankah kebersihan adalah sebagian dari iman? Selayaknya kebersihan itu harus dijaga. Pakaian, kamar, dan yang terpenting kebersihan hati.
Dan lagi Saudaraku, engkau mengajariku arti ketulusan kepada seseorang. Tapi kamu juga harus banyak belajar bagaimana berkomunikasi, belajar membuka cakrawala untuk hal-hal baru. Kamu juga perlu berlatih menanggapi pendapat orang lain, dan berpikir sebelum bertindak.
Saudaraku, amanah itu berat. Tapi selama kita melaksanakannya dengan usaha yang maksimal kemudian menyerahkan hasilnya kepada Allah, insyaAllah apapun yang kita tuai, itu adalah yang terbaik. Jadi, mari melangkah untuk memaksimalkan apa yang semestinya. Menegakkan tali Allah ditengah zaman yang sudah global. Mari tingkatkan ukhuwah, mari berdiri kembali dengan optimisme sukses!
Syukron akhi, jzk..